Konseling dan
Bimbingan dalam Sekolah Menengah
Sekolah menengah biasanya menerima anak-anak usia 10 tahun sampai 14 tahun
yang menduduki kelas 6 hingga kelas 9. Anak-anak pada usia dan tingkat kelas
ini sering disebut Pemimpi. Selain mengalami permasalahan umum yang ada
di dalam keluarga, sekolah, dan komunitas, remaja putra dan putri sekolah
menengah sedang menyesuaikan diri dengan perubahan bentuk tubuh, tekanan dari
teman sekelompok, tuntutan sekolah untuk berprestasi bagus, perilaku orang tua
yang bermasalah, dan masalah lain yang berhubungan dengan penemuan jati diri
(Mattews & Burnett, 1989)
Peranideal konselor sekolah menengah adalah menyediakan konseling
individual, kelompok, sistem dukungan bersama, konsultasi guru, penilaian
murid, konsultasi orangtua,dan evaluasi layanan bimbingan. Seperti yang sudah
diketahui bahwa masa anak dibawah umur atau dalam jenjang sekolah menengah
sangat membutuhkan peran seorang guru BK yang benar-benar bisa mendampingi anak
tersebut. Karena di usia seperti ini mereka sedang mencari jati diri, dimana
mereka merasa bahwa mereka sudah dewasa dan bisa mengatasi semua masalah tanpa
bantuan dari orang tua, guru bahkan temannya. Maka dari itu, agar anak tersebut
tidak melangkah atau mengambil keputusan yang salah, guru BK harus tetap
memberi arahan atau membimbing anak tersebut. Bukan hanya dalam penanganan
masalah saja, namun dalam perubahan bentuk tubuh nya yang dimana wanita akan
semakin terlihat lekuk tubuhnya dan dimana pria akan terdengar suaranya yang
lebih besar dan memiliki benjolan pada lehernya, disini lah seorang guru BK
menjelaskan perubahan fisik yang dimiliki mereka. Dan untuk masalah jenjang
pendidikan yang akan anak hadapi pada kelas 9 yang akan meranjak ke sekolah
menengah atasen guru BK wajib memberikan layanan bimbingan kepada setiap-tiap
anak didiknya agar dia tidak salah dalam memilih sekolah menengah atas. Selain
itu Guru BK di sekolah menengah atas pun harus mampu membimbing anak didik
ketila mereka akan menghadapi Ujian Nasional (UN).
Bekerja dengan anak sekolah menengah membutuhkan pendekatan yang bersifat
pencegahan dan ramedial. Sama halnya dengan menghadapi anak-anak sekolah dasar
kecuali bahwa guru BK harus menembus lebih banyak penghalang jika mereka ingin
memberi bantuan dalam cara yang holistik. Pencegahan merupakan salah satu
program yang paling menjanjikan bagi murid-murid sekolah menengah adalah
pendekatan Kesuksesan disekolahan (Garler & Anderson, 1986). Terdiri atas
10 kali pertemuan bimbingan kelas 50 menit, program ini bertujuan membantu
anak-anak merasa lebih nyaman dengan diri mereka sendiri, guru dan sekolah
mereka (Garler, 1987). Terlebih lagi, pendekatan ini didesain untuk membantu
para murid berfokus pada perilaku, sikap, dan keahlian dalam berhubungan dengan
manusia yang mengarah pada kesuksesan akademis yang semakin meningkat (Baker
& Garler, 2008).
Pelengkap program Kesuksesan disekolah adalah
aktivitas konseling kelompok dari Rosemarie Smead (1995) bagi anak-anak dan
dewasa. Aktivitas ini mengembangkan keahlian untuk hidup. Karena latihan yang
dia terapkan untuk kelompok kecil dapat digunakan dalam berbagai cara, konselor
sekolah menengah mendapat fleksibelitas dalam membantu para murid menghadapi
bidang-bidang yang sensitif seperti kemarahan, kesedihan, stress, perceraian,
asertif dan persahabatan.
Daftar Pustaka
La
Sulo,S,L, dan Umar Tirtarahardja. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Gladding,Samuel
T. 2012. Konseling Profesi yang Menyeluruh. Jakarta : Indeks.