Jumat, 19 September 2014



Tugas BK dalam Sekolah Dasar


Dalam sebuah sekolah dasar manajemen BK memang tidak terlalu luas seperti halnya dalam manajemen disekolah menengah, walaupun begitu tetap saja di sekolah dasar pun ada hanya saja tidak semua sekolah dasar memiliki guru BK. Di sekolahan dasar pun sama memiliki layanan dan kegiatan konseling dimana  layanan bimbingan bertujuan untuk membantu seluruh siswa mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan-keterampilan hidup yang yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan siswa SD. Tugas-tugas yang perlu dikembangkan pada siswa SD itu bersangkutan kepada kebiasaan dan sikap beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, mengembangkan keterampilan dasar membaca, menulis dan menghitung, belajar bergaul dan bekerja kelompok dengan teman sebaya nya, belajar menjadi pribadi yang mandiri dlaam hal apapun, belajar hidup sehat untuk dirinya sendiri dan lingkungannya karena berpengaruh kepada pertumbuhan siswa tersebut, belajar menjalankan peranan sosial sesuai perbedaan jenis kelaminnya dan yang terakhir mengembangkan pemahaman awal untuk merencanakan masa depan.
Guru BK yang berada di sekolah dasar memiliki tanggung jawab dimana guru BK tersebut harus mampu membimbing siswa SD tersebut karena di usia anak sekolah dasar masih perlu dibimbing oleh kedua orangtua dan oleh seorang guru disekolahan, maka dari itu diperlukan seorang guru BK di sekolah dasar untuk mengarahkan siswa tersebut. Seorang guru BK di sekolah dasar tetap harus memiliki perencanaan pembuatan layanan bimbingan dan konseling, sama seperti hal nya disekolahan menengah yang memiliki layanan bimbingan dan konseling yaitu layanan pengumpulan data, layanan informasi, layanan penempatan, layanan konseling, layanan referal, dan layanan penilaian dan tindak lanjut. Peran guru BK disini harus dapat menjalankan semua layanan tersebut agar layanan BK yang ada disekolah dasar tersebut dapat berjalan dengan lancar. Suatu layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercipta, terselenggara dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan (manajemen) yang bermutu dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. Mengenai arti manajemen itu sendiri Stoner (1981) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: Management is the process of planning, organizing, leading and controlling the efforts of organizing members and using all over organization resources to achive stated organizational goals. Aspek-aspek manajemen program layanan bimbingan dan konseling seperti : Perencanaan program dan pengaturan waktu pelaksanaan bimbingan dan konseling, pengorganisasian bimbingan dan konseling ( Kepala sekolah, Staf administrasi, Guru kelas ), Pelaksanaan program kegiatan bimbingan dan konseling, mekanisme kerja administrasi kegiatan bimbingan dan konseling, Pola penanganan siswa, pemanfaatan fasilitas pendukung kegiatan bimbingan dan konseling, Dan Pengarahan, supervisi dan penilaian kegiatan bimbingan dan konseling ( Pengarahan, Supervisi kegiatan bimbingan, dan Penilaian program layanan bimbingan ).
Dengan diberlakukannya kurikulum yang berbasis kompetensi, mau tidak mau guru wajib melakukan perubahan dan pengembangan kompetensi sebagai pedoman terlaksananya materi yang akan diberikan dalam bimbingan dan konseling. Agar tercapai apa yang akan diberikan dalam bimbingan dan konseling. Agar tercapai apa yang diinginkan dalam KBK, ada tiga komponen yang dijalankan yakni: kompetensi yang akan dicapai, strategi layanan untuk mencapai kompetensi, sistem evaluasi digunakan untuk menentukan keberhasilan kompetensi. Dalam aspek ini terdapat penilaian dalam KBK dimana terdapat kognitif yaitu penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan kemampuan akademik, kemudian aspek psikomotorik yaitu keterampilan, kecakapan hidup serta kemampuan adaptasi dengan lingkungan masyarakat dan afektif yaitu tercermin dari perilaku dan kebiasaan sehari-hari. Kemudian dari itu seorang konselor atau guru BK di sekolah dasar harus memiliki empat pilar pendidikan yang dilontarkan oleh UNESCO yaitu Learning to know ( upaya belajar untuk menguasai cara kerja ilmiah ), Learning to do ( Kemampuan psikomotorik untuk belajar mempraktekkan, mengamalkan pengetahuan dalam kehidupan nyata ), Learning to be ( Upaya untuk memupuk kepribadian dalam rangka menuju identitas berdasar pada kompetensi diri serta mampu menjadi pribadi yang eksis dalam kehidupan ), dan Learning to live together ( Upaya untuk mampu memberi manfaat bagi kehidupan bersama dalam masyarakat ). Seperti yang telah dijelaskan dalam pilar-pilar tersebut bahwa seorang guru BK harus mampu memahami diri nya sendiri sebelum dia terjun menghadapi konseli atau peserta didik disekolah dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Nurihsan, Achmad Juntika, Akur Sudiyanto. (2005). Manajemen Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar Kurikulum 2004. Jakarta : PT Grasindo Anggota IKAPI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar