Jumat, 03 Oktober 2014

Konselor Menghadapi Anak Sekolah Menengah Atas




           Telah kita ketahui bahwa anak pada masa remaja pertengahan umur 15-17 tahun sedang menghadapi hubungan dengan orangtua atas kemandirian yang baru, berhubungan dengan teman untuk keakraban yang baru, dan berhubungan dengan diri sendirir dengan pemahaman yang baru. Meskipun banyak diantara mereka yang dapat berhasil menghadapi tugas-tugas yang menyertainya secara sehat, namun beberapa diantara mereka mengalami kesulitan yang luar biasa. Disinilah peran seorang konselor sekolah menengah atas untuk menghadapi populasi yang mengalami kesulitan dan permasalahan yang mereka hadapi.
            Maka peran seorang konselor disekolah menengah atas berkonsentrasi pada tugas-tugas seperti ; Menyediakan pelayanan konseling langsung secara individual, kelompok dan untuk sekolah secara keseluruhan dimana konselor tersebut benar-benar melayani dengan baik para konseli di sekolah tersebut, kemudian Menyediakan layanan dukungan dan pendidikan bagi orangtua, menawarkan konsultasi dan program-program pelatihan jabatan kepada guru dan staf, menyampaikan bimbingan kelas, memfasilitasi rujukan kelembaga diluar lingkungan sekolah, membuat jaringan kesekolah-sekolah lanjutan dan perusahaan, memberikan saran akademis (Campbell & Dahir, 1997).
            Konselor pada sekolah menengah atas sebagai penegak disisplin yang tidak bisa disepelekan perannya, berkualifikasi bagus, dan membantu para mrid secara individual, khususnya bagi mereka yang ingin melanjutkan kuliah. Secara signifikan, responden menganggap bahwa konselor dapat membawa perubahan dalam program-program konseling. Cara untuk memperbaiki persepsi dan perilaku konselor sekolah menengah atas termasuk penekanan pada peran yang cocok dengan kebutuhan sesungguhnya. Contohnya seperti, konselor sekolah menengah atas harus menjadi fasilitator lingkungan pembelajaran yang sehat, yang melibatkan memfasilitasi pemecahan masalah di dalam ruang kelas pada umumnya, mengembangkan kelompok pertumbuhan profesional, dan dan meningkatkan komunikasi staf.
            Maka dari itu sebagai konselor di sekolah menengah atas harus ekstra dalam menjalani semua konseling dan bimbingan dalam sekolah. Karena, pada masa perengahan remaja ini anak merasa bahwa dirinya lah yang selalu benar dan tanpa bantuan dari orang lain pun mereka bisa lakukan itu semua sendiri. Bukan dalam hal sikap atau perilakunya saja namun dalam pendidikan, konselor harus memantau terus anak didik yang memang kesulitan dalam belajar bahkan untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi seperti melanjutkan keperguruan tinggi bahkan langsung bekerja. Semua itu harus terkontrol dengan baik oleh konselor agar anak didik tidak salah dalam pengambilan keputusan.
            Konselor sekolah menengah atas, seperti halnya konselor dasar dan menengah pertama, menekankan layanan pencegahan upaya tersebut “harus komprehensip, multiwajah, dan terintegrasi” (Keys & Bemak, 1997). Ini dikarenakan permasalahan remaja baik diluar dan didalam sekolah salingsaling berhubungan. Oleh karena itu, jika hanya menghadapi satu situasi dan mengabaikan lainnya akan tidak ada gunanya.

Daftar Pustaka :
Gladding, T. Samuel, 2012. Konseling Profesi uang Menyeluruh. Jakarta: PT.INDEKS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar